Senin, 24 Januari 2011

ISD BAB 11

PERTENTANGAN DAN KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT

Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar. Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar dari suatu konflik, yaitu :
1.          Terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik
2.         Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan
3.         Terdapat interraksi diantar bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut

Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan diri seseorang, kelompok, dan masyarakat. Adapun cara pemecahan konflik tersebut :
1.          Elimination, pengunduran diri dari salah satu pihak yang terlibat konflik
2.         Subjugation atau Domination, pihak yang mempunyai kekuasaan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah
3.         Majority Rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting
4.         Minority Consent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta kesepakatan untuk melakukan kegiatan bersama
5.         Compromise, artinya semua sub kelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari Dan  mendapatkan jalan tengah
6.         Integration, artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
SUMBER 

Golongan-Golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial

Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Masyarakat majemuk dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial. Aspek-aspek dari kemasyarakatan tersebut, yaitu Suku Bangsa dan Kebudayaan, Agama, Bahasa, Nasional Indonesia.
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi:
1.          Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
2.         Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga Negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab)
3.         Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan
4.         Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu


INTEGRASI SOSIAL


Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
·         §  Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
·         §  Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

Study Kasus

Jakarta - Agama, dalam bentuknya yang bagaimana pun adalah Way of Live yang menghubungkan manusia dengan suatu Dzat di luar dirinya yang dianggap absolute, Tuhan. Dalam proses interaksi dirinya dengan Dzat dimaksud, agama dianggap memberikan panduan untuk menuju titik komunikatif antara keduanya.
Jalan hidup, itulah barangkali yang memberikan agama sebagai Syari'at (asal kata assari' yang berarti jalan besar-raya). Untuk dapat melalui jalan besar itu pada fitrahnya manusia memilih jalan kecil (al-thariq: jalan kecil-gang) yang mereka anggap lebih cepat untuk sampai ke syariat itu. 
Pernyataan ini dapat diilustrasikan bahwa syariat adalah jalan besar yang secara langsung menuju tujuan utama (Tuhan), dan al-thariq adalah jalan-jalan kecil yang menghubungkan manusia menuju jalan besar (syariat) tersebut. Di jalan itu terdapat banyak lajur kendaraan yang berbeda pula. Bahkan, ada yang lebih senang melewati jalur-jalur alternatif, atau bahkan jalan tol untuk lebih cepat sampai.
Jenis kendaraan yang dipakai pun macam-macam. Dari sepeda motor, mobil pribadi, hingga ke bus besar. Warna dan mereknya pun berbeda. Namun, semua kendaraan itu menuju satu tujuan yang sama. 
Pemahaman terhadap cara pandang di atas akan dapat menumbuhkan kesadaran pada setiap pemeluk agama untuk saling menghormati sesame pengguna jalan (syariat) hidup beragama. Dengan memahami dan menghormati jenis dan bahkan "merk" kendaraan yang dipakai dengan tidak mengatakan mereka yang berbeda dari sebagiannya adalah tidak sah.
Ironisnya, dalam prakteknya perbedaan jalan ini memunculkan banyak persinggungan yang tak jarang berujung konflik (adu jotos-mungkin). Realitas ini semakin membiaskan konsepsi universal tentang satu tujuan yang sma, Tuhan.

Rabu, 05 Januari 2011

ISD BAB 10

AGAMA DAN MASYARAKAT

Fungsi Agama
Ø  Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai
fungsi ini bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sacral, maka normanya pun dikukuhkan dengan sanksi-sanksi sakral. Dalam setiap masyarakat, sanksi sakral mempunyai kekuatan memaksa istimewa, karena ganjaran dan hukumannya bersifat duniawi dan supramanusiawi dan ukhrowi.
Ø  Fungsi agama dalam bidang sosial
Fungsi ini adalah fungsi penentu, dimana agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik di antara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka.
Ø  Fungsi agama sebagai sosialisasi individu
Pada saat seseorang mulai tumbuh menjadi dewasa, dia memerlukan suatu system nilai sebagai semacam tutntunan umum untuk (mengarahkan) aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Orang tua dimanapun tidak mengabaikan upaya “moralisasi” anak-anaknya, seperti pendidikan agama mengajarkan bahwa hidup adalah untuk memperoleh keselamatan sebagai tujuan utamanya. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan tersebut harus beribadat dengan kontinyu dan teratur, membaca kitab suci dan berdo’a setiap hari, menghormati dan mencintai orang tua, bekerja keras, hidup secara sederhana, menahan diri dari tingkah laku yang tidak jujur, tidak berbuat yang tidak senonoh dan mengacau, tidaklah berdansa, tidak minum-minuman keras, dan tidak berjudi. Maka perkembangan sosialnya terarah secara pasti serta konsisten dengan suara hatinya.

STUDY KASUS
Islam: Agama yang Berkembang Paling Pesat di Eropa
Selama 20 tahun terakhir, jumlah kaum Muslim di dunia telah meningkat secara perlahan. Angka statistik tahun 1973 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Muslim dunia adalah 500 juta; sekarang, angka ini telah mencapai 1,5 miliar. Kini, setiap empat orang salah satunya adalah Muslim. Bukanlah mustahil bahwa jumlah penduduk Muslim akan terus bertambah dan Islam akan menjadi agama terbesar di dunia. Peningkatan yang terus-menerus ini bukan hanya dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah di negara-negara Muslim, tapi juga jumlah orang-orang mualaf yang baru memeluk Islam yang terus meningkat, suatu fenomena yang menonjol, terutama setelah serangan terhadap World Trade Center pada tanggal 11 September 2001. Serangan ini, yang dikutuk oleh setiap orang, terutama umat Muslim, tiba-tiba saja telah mengarahkan perhatian orang (khususnya warga Amerika) kepada Islam. Orang di Barat berbicara banyak tentang agama macam apakah Islam itu, apa yang dikatakan Al Qur'an, kewajiban apakah yang harus dilaksanakan sebagai seorang Muslim, dan bagaimana kaum Muslim dituntut melaksanakan urusan dalam kehidupannya. Ketertarikan ini secara alamiah telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam. Demikianlah, perkiraan yang umum terdengar pasca peristiwa 11 September 2001 bahwa "serangan ini akan mengubah alur sejarah dunia", dalam beberapa hal, telah mulai nampak kebenarannya. Proses kembali kepada nilai-nilai agama dan spiritual, yang dialami dunia sejak lama, telah menjadi keberpalingan kepada Islam.
Hal luar biasa yang sesungguhnya sedang terjadi dapat diamati ketika kita mempelajari perkembangan tentang kecenderungan ini, yang mulai kita ketahui melalui surat-surat kabar maupun berita-berita di televisi. Perkembangan ini, yang umumnya dilaporkan sekedar sebagai sebuah bagian dari pokok bahasan hari itu, sebenarnya adalah petunjuk sangat penting bahwa nilai-nilai ajaran Islam telah mulai tersebar sangat pesat di seantero dunia. Di belahan dunia Islam lainnya, Islam berada pada titik perkembangan pesat di Eropa. Perkembangan ini telah menarik perhatian yang lebih besar di tahun-tahun belakangan, sebagaimana ditunjukkan oleh banyak tesis, laporan, dan tulisan seputar "kedudukan kaum Muslim di Eropa" dan "dialog antara masyarakat Eropa dan umat Muslim." Beriringan dengan berbagai laporan akademis ini, media massa telah sering menyiarkan berita tentang Islam dan Muslim. Penyebab ketertarikan ini adalah perkembangan yang terus-menerus mengenai angka populasi Muslim di Eropa, dan peningkatan ini tidak dapat dianggap hanya disebabkan oleh imigrasi. Meskipun imigrasi dipastikan memberi pengaruh nyata pada pertumbuhan populasi umat Islam, namun banyak peneliti mengungkapkan bahwa permasalahan ini dikarenakan sebab lain: angka perpindahan agama yang tinggi. Suatu kisah yang ditayangkan NTV News pada tanggal 20 Juni 2004 dengan judul "Islam adalah agama yang berkembang paling pesat di Eropa" membahas laporan yang dikeluarkan oleh badan intelejen domestik Prancis. Laporan tersebut menyatakan bahwa jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di negara-negara Barat semakin terus bertambah, terutama pasca peristiwa serangan 11 September. Misalnya, jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di Prancis meningkat sebanyak 30 hingga 40 ribu di tahun lalu saja.

OPINI
Di atas adalah contoh perkembangan islam dibelahan dunia. Perkembangan islam itu terjadi karena bertambahnya penduduk yang mayoritas dari kalangan muslim. Perkembangan tersebut dapat saja berubah menjadi sebaliknya apabila umat muslim tersebut dapat dipengaruhi oleh orang Amerika yang dapat merusak moral dan adab manusia. Maka dari itu jika kita kurang dibekali oleh agama dan ilmu yang cukup kita dapat terombang-ambing kesana-kemari. Dan bila modal agama kita cukup orang akan mempengaruhi kita seperti apapun kita takkan terpengaruh karena kita tahu apa yang terbaik buat kita.

Pelembagaan Agama
agama begitu universal, permanen, dan mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama, akan sukar memahami masyarakat. Hal itu perlu dijawab dalam memahami lembaga agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi dan struktur agama.
Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954).
a.         Masyarakat yang Terbelakang dan Nilai-nilai Sakral
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya :
1.         Agama memasukkan pengaruhnya yang sakral ke dalam sistem nilai masyarakat secara mutlak.
2.         Dalam keadaan lembaga lain selain keluarga relatif belum berkembang, agama jelas menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal ini nilai-nilai agama sering meningkatkan konservatisme dan menghalangi perubahan.
b.         Masyarakat-masyarakat Praindustri yang Sedang Berkembang
Keadaan masyarakat tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada system nilai dalam tiap masyarakat ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sakral dan yang sekular itu sedikit-banyaknya masih dapat dibedakan.
Lembaga-lembaga keagamaan pada puncaknya berupa peribadatan, pola ide-ide dan keyakinan-keyakinan, dan tampil pula sebagai asosiasi atau organisasi. Misalnya pada kewajiban ibadah haji dan munculnya organisasi keagamaan.

STUDY KASUS
Penetapan Datangnya Awal Bulan Ramadhan 1431 H (2010)
Antara Hisab dan Ru’yah
Penetapan 1 Ramadhan menjadi tema yang mengemuka dan hangat diberbagai kalangan, maklumlah karena tanggal 1 Ramadhan merupakan tonggak pelaksanaan ibadah wajib Puasa.  Karena metode penetapannya tidak tunggal: Hisab dan Rukyat maka terkadang menghadirkan hasil yang berbeda. Bagaimana dengan 1 Ramadhan 1431 H (2010)?
Ramadhan merupakan bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyah (sistem penanggalan yang dpakai dalam Islam). Sepanjang bulan Ramadhan umat Islam melakukan aktivitas keagamaan khusus antara lain: berpuasa, shalat tarawih, memperingati Nuzulul Al-Quran, menyambut malam 1000 bulan Lailatul Qadar, kemudian mengakhirinya dengan mengeluarkan zakat fitrah dan serangkaian perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Bulan Ramadhan membawa konsekuensi kewajiban kewajiban tertentu bagi umat Islam, hal ini seperti ditegaskan dalam Firman Allah SWT “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (Al Baqarah 183). Sedangkan penjelasan tentang ibadah bulan Ramadhan ada pada surat Al Baqarah ayat 185 yang artinya: “bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu…”
Dalam Islam dikenal beberapa cara untuk menentukan/ menetapkan awal dan akhir bulan Ramadhan yaitu dengan hisab dan ru’yah.
Dengan Hisab (perhitungan)
Prediksi secara hisab awal bulan Ramadhan 1431 H akan sangat mungkin pada tanggal 11 Agustus 2010, karena ketinggian hilal (rembulan usia muda/pergantian kalender) mencapai 2 derajat. Jadi pada saat matahari terbenam, hilal sudah wujud dua derajat lebih, sehingga pada hari Rabu, tanggal 10 Agustus malam sudah harus mulai melaksanakan Shalat Tarawih.
Jadi awal Ramadhan 1431 H  akan bertepatan dengan hari Rabu Legi, 11 Agustus 2010, hal ini karena ijtimak (penyempurnaan) akhir Sya`ban terjadi pada hari Selasa, tanggal 10 Agustus, bertepatan dengan 29 Sya`ban 1431 H pukul 10.09 WIB.
Dengan Ru’yatul Hilal.
Ru’yah (melihat) hilal (untuk menentukan) datangnya bulan Ramadhan atau bulan Syawal. Landasan hukum (dalil) tentang penggunaan dari cara ini adalah:
1. Hadits Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA; Rasul pernah menyebut Ramadhan, lalu beliau bersabda: “Janganlah kalian berpuasa sampai kalian melihat hilal (bulan Ramadhan) dan jangan pula kalian berbuka (tidak berpuasa) sampai kalian melihatnya (bulan Syawal). Jika awan menyelimuti kalian maka perkirakanlah untuknya.”
2. Hadits Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasul bersabda: “Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berbuka (tidak berpuasa) karena melihatnya pula. Dan jika awan (mendung) menutupi kalian, maka sempurnakanlah hitungan bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.”
Dengan dalil tersebut diatas, maka telah dijadikan sebagai syari’at untuk menentukan masuknya bulan Ramadhan pada sesuatu hal kasat mata manusia, yang melintas tanpa tanpa adanya kesulitan dan beban. Jadi bulan dapat dilihat dengan mata telanjang secara langsung.
Sebagian umat Islam dengan berdasar pada dalil-dalil yang ada meyakini bahwa penentuan datangnya bulan ramadhan akan akurat ditentukan melalui Hisab, apalagi zaman sekarang ditunjang dengan peralatan modern (teropong) maka akan semakin akurat. Sebagian umat Islam yang lain meyakini bahwa Hisab belum cukup untuk menentukan datangnya bulan Ramadhan, penentunya justru harus dilakukan dengan ru’yah. Beberapa rencana rukyatul hilal sudah ada disebagian aktivis Islam seperti pada tanggal  9 Agustus petang di Surabaya, Gresik, Lamongan, Madura, Blitar, Malang, dan Jember.
Kedua pendapat tersebut sangat diakomodasi dalam kaidah penentuan akan datangnya sebuah bulan. Perbedaan cara dan hasilnya justru harus menjadikan pembelajaran bagi umat untuk diambil hikmahnya. Karena itu, umat Islam Indonesia agar menyambut Ramadhan mendatang sebagai momentum untuk meningkatkan keimanan dan memperkokoh tali silaturahmi antar sesama.

OPINI
Jadi contoh di atas adalah 2 cara yang dilakukan oleh dua lembaga yang berbeda yaitu Lembaga NU dan Muhammadiyah dalam menentukan perhitungan awal bulan ramadhan. Cara hisab biasanya cara yang digunakan oleh Lembaga NU sedangkan Muhammadiyah menggunakan cara Ru’yatul Hilal. Walaupun dua cara tersebut berbeda tapi pada dasarnya prinsipnya sama, sama-sama menetapkan awal bulan Ramadhan. Jika taka da 2 cara tersebut bagaimana kita dapat menentukan awal bulan Ramadhan??