Minggu, 17 April 2011

IBD Bab 11


Nama     : Abdul Ghoni Asykur
NPM      : 10110015
Kelas     : 1 KA 26

MANUSIA DAN HARAPAN

1.      Pengertian Harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Persamaan  Harapan dengan Cita-cita
§  Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
§  Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

2.      Apa Penyebab Manusia Punya Harapan
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Menurut Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
1.      Kelangsugnan Hidup
2.      Keamanan
3.      Hak dan Kewajiban mencintai dan dicintai
4.      Diakui lingkungan
5.      Perwujudan cita-cita

3.      Pengertian Do’a
Doa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik kepada Allah SWT seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah SWT setiap saat karena akan selalu didengar oleh-Nya.
Macam-macam Do’a
Macam Do’a adalah Do’a Masalah dan Do’a Ibadah. Adapun perbedaan antara kedua macam do'a tersebut adalah:
1.      Do'a masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagimenjadi tiga:
a)      Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala)
b)      Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c)      Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
2.      Do'a Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.
Contoh Do’a
 رَبَنَا لاَ تُؤَاخِذنَآ إن نَسِینَآ أَو أخطَأنَا رَبَنَا وَلاَ تَحمِل عَلَیَنآ إصراً كَمَا حَمَلتَهُ عَلَىالّذِينَ مِن قَبلِنَا رَبَنآ وَلاَ تَحمِلنَآ مَلاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعفُ عَنّا واغفِر لَنَا وَارحَمنَآ أنتَ مَولَنَا فانصُرنَا ( عَلَىالقَومِ الكَفِرِينَ (البقرة: 286
“ Ya Tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah, Ya Tuhan kami janganlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang kami
tak sanggup memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami, maka yolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. ( Al-Baqarah: 286).

4.      Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.
3 Teori Kebenaran
Dr Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan tiga teori tentang kebenaran :
1.      Teori Koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.
2.      Teori Korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yagn dituju oleh pernyataan tersebut.
3.      Teori Pragmatis’ Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

5.      Kepercayaan dan Usaha Untuk Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1.      kepercayaan pada diri sendiri
2.      kepercayaan pada orang lain
3.      kepercayaan pada pemerintah
4.      kepercayaan pada Tuhan
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
1.      Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
2.      Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
3.      Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan sebagainya.
4.      Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
5.      Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya

SUMBER :

IBD Bab 10


Nama     :  Abdul Ghoni Asykur
NPM      : 10110015
Kelas     : 1 KA 26

MANUSIA DAN KEGELISAHAN

1.      Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
3 Macam Kegelisahan
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
1.      Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbul kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dari lingkungannya.
2.      Kecemasan Neoritis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
3.      Kecemasan Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dendam, itu merupakan sebagaian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami.

2.      Sebab-sebab Orang Gelisah
Apabila kita kaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
Contoh : Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau perampokan) orang tentu akan gelisah. Hal ini disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama baik.

3.      Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
Bila kita ingin mengatasi kegelisahan, mula-mula diri kita sendiri harus bersikap tenang, karena dengan bersikap tenang kita tidak akan menjadi panik ataupun gelisah saat menghadapi masalah yang sangat mendadak sekalipun. Dan segala kesulitan akan bisa kita hadapi bila kita bersikap tenang.
Contoh Orang yang Gelisah
Ø  Pada saat mendengar bencana di Jepang. Keluarga yang mendengar bencana tersebut pasti gelisah terlebih bila dia belum mendapat kabar dari keluarga yang berada disana.
Ø  Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena merasa khawatir.
Ø  Pada saat seseorang gagal dalam mencapai sesuatu yang telah ia impi-impikan. Pada kejadian ini orang tersebut telah berusaha dan berjuang untuk mendapatkan sesuatu itu, namun pada saat ia mendengar bahwa ia gagal ia akan merasa gelisah sekali karena apa yang telah ia coba dan ia usahakan tidak berhasil ia dapatkan.

4.    Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehinga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalamai hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.

5.      Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernag mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Macam-macam Penyabab Terjadinya Kesepian
Frustasi dapat mengakibatkan kesepian dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya, ia lebih senang hidup sendiri.
Kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan. Karena teman-teman menjauhi maka orang yang bersikap sombong itu hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.
Contoh orang yang sedang kesepian biasanya terjadi karena sikap rendah diri, minder dan yang lain. Sikap ini yang membuat kita kurang pergaulan, seperti pada saat di tempat ramai kita merasa kurang dari orang lain, nah itu yang membuat kita kesepian.

6.      Ketidakpastian
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikiran kacau.
Penyebab ketidakpastian
Ø  Kurangnya percaya diri
Ø  Adanya keragu-raguan
Ø  Obsesi
Ø  Phobia
Ø  Kompulasi
Ø  Histeria
Ø  Delusi
Ø  Halusinasi
Ø  Keadaan Emosi
Contoh ketidakpastian
Ketidak pastian tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. Lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidakpastian ini akan merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidak pastian itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang, berhubungan ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.

7.      Usaha-usaha Mengatasi Ketidakpastian
Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebab itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang takut ular, takut ulat yang berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami, baru berkurang kesombongan, tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.

SUMBER :

IBD Bab 9


Nama          : Abdul Ghoni Asykur
NPM          : 10110015
Kelas          : 1 KA 26

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

1.      Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu, sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Makna Tangung Jawab
Kita akan mengemban tanggung jawab saat kita melakukan sesuatu dengan kesadaran kita sendiri. Makna dari tanggung jawab disini adalah berani menerima akibat dari apapun yang telah kita perbuat. Karena apa yang kita lakukan, kita tidak mungkin lari dari tanggung jawab itu sendiri seperti yang dikatakan peribahasa “lempar batu sembunyi tangan”. Kita tidak mungkin melakukan perbuatan seperti yang dikatakan pepatah. Karena tanggung jawab inilah yang akan membuat kita belajar memperbaiki kekurangan kita. Apabila kita terus lari dari tanggung jawab, maka kita akan seumur hidup di kejar-kejar oleh kesalahan yang telah kita perbuat.

2.      Macam-macam Tanggung Jawab
Tanggung jawab dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
a.       Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurut sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.
Contoh :
Pada saat kita masih kecil kita bercita-cita ingin menjadi seorang Dokter yang dapat menyembuhkan orang banyak. Cita-cita yang kita gantungkan itu tidak akan tercapai tanpa usaha apapun. Maka tanggung jawab kita disini adalah belajar dengan tekun agar cita-cita yang kita gantungkan tersebut dapat tercapai.
b.      Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.
Contoh :
Didalam keluarga masing-masing anggota keluarga memiliki tanggung jawabnya masing-masing. Comtohnya tanggung jawab ayah ialah memberi nafkah dan menghidupi keluarga. Sedangkan ibu dalam keluarga bertanggung jawab dalam mengurus rumah tangga seperti mangatur anggaran agar tidak boros dan terlalu menghambur-hamburkan uang. Dan anak disini bertanggung jawab untuk belajar dengan rajin. Karena dengan belajar, anak tersebut memiliki bekal yang akan digunakan untuk masa depannya nanti.
c.       Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh :
Tanggung jawab kita sebagai masyarakat adalah menjaga lingkungan masyarakat agar tetap tenang dan damai. Maksudnya disini adalah kita jangan membuat onar dilingkungan tersebut dengan tidak membuat masalah yang meresahan warga sekitar seperti mabuk-mabukkan dan lain sebagainya. Serta tidak saling bermusuhan dengan tetangga. Jadi jika tanggung jawab ini kita emban dan kita laksanakan dengan baik, maka lingkungan masyarakat akan tenang.
d.      Tanggung jawab kepada Bangsa / negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
Contoh :
Tanggung jawab kita terhadap negara adalah menaati semua peraturan yang telah berlaku di negara tersebut. Contohnya dengan tidak melakukan korupsi, karena melakukan korupsi akan membuat nama negara tersebut tercemar dan dikenal buruk oleh negara lain.
e.       Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.
Contoh :
Tanggung jawab manusia kepada Tuhan bisa dibilang tanggung jawab pribadi. Karena tiap-tiap manusia memiliki tanggung jawabnya masing-masing terhadap Tuhannyya. Tanggung jawabnya disini adalah menjalankan apa yang telah Tuhan perintahkan dan menjauhi apa yang dilarangnya. Seperti beribadah kepada Tuhan untuk berterima kasih kepada-Nya karena berkat-Nya manusia bisa berada dan hidup.

3.      Pengabdian dan Pengorbanan
Pengertian Pengabdian
Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Macam-macam Pengabdian
Adanya pengabdian dikarenakan adanya tanggung jawab. Jadi macam-macam pengabdian yaitu :
§  Pengabdian kepada Tuhan
§  Pengabdian kepada bangsa dan negara
§  Pengabsian kepada masyarakat
Contoh pengabdian dalam kehidupan sehari-hari terjadi pada Mahasiswa. Seorang Mahasiswa harus mengabdi untuk almamaternya, karena jika kita tidak mengabdikan diri pada alamamater dan malah membuat masalah, bisa jadi kita dikeluarkan dari almamater tersebut karena mungkin dapat membuat alamamater tercemar nama baiknya.
Pengertian Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Macam-macam Pengorbanan
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengabdian lebih menunjuk kepada suatu perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih menunjuk ke pemberian, seperti :
§  Pengorbanan terhadap harta
§  Pengorbanan terhadap waktu
§  Pengorbanan terhadap fikiran
Akibat Dari Pengorbanan
Pengorbanan dapat bernilai positif apabila yang kita korbankan juga kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Misalkan kita berkorban harta dan fikiran untuk menuntut ilmu. Apabila pengorbanan kita tadi kita dapat manfaatkan akibatnya dimasa depan kita memiliki bekal yang dapat kita gunakan jika sudah tepat waktunya.
Contoh dari Pengorbanan
Ada seorang mahasiswa yang berkorban banyak demi menuntut ilmu diantaranya berkorban waktu, fikiran, tenaga dan biaya. Karena pada saat berkuliah dia tidak hanya berkuliah saja tetapi dia juga membantu orangtuanya menjual sesuatu untuk meringankan orangtuanya dalam membiayai kuliahnya. Anak yang seperti ini biasanya tidak akan menyia-nyiakan pengorbanannya, karena ia merasakan bagaimana sulitnya menanggung beban yang berat yaitu tidak hanya belajar tapi juga berwirausaha. Disinilah sisi baiknya, jika dia dapat memafaatkan apa yang telah dia korbankan maka dia akan banyak belajar dan kelak kedepannya hidupnya tidak akan merasakan susahnya hidup karena dia sudah terbiasa dengan kehidupan yang seperti itu.

SUMBER :

Sabtu, 16 April 2011

IBD Bab 8

Nama  : Abdul Ghoni Asykur
NPM   : 10110015
Kelas   : 1 KA 26

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

1.      Pengertian Pandangan Hidup Dan Ideologi
Pengertian Pandangan Hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati, Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,,  petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.       Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya
2.       Pandangan hidup yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
3.       Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya

Namun pandangan hidup bersumber dari :
·         Agama
·         Ideologi
·         Renungan Individu
Pandangan Hidup Muslim
Pandangan hidup Islam diderivasikan dari tiga sumber; al-Qur'an, Sunnah, serta pengetahuan dan keimanan bahwa hidup di dunia ini hanya sebuah etape, yang penuh dengan tantangan dan ujian menuju kehidupan akhirat yang lebih penting.
Pandangan hidup seorang muslim adalah pandangan ukhrawi, pandangan yang didasarkan kepada keputusan Allah, mengikuti jalan yang telah ditetukan oleh Allah. Pandangan ini adalah manifestasi dari al-Qur'an dan sunnah, yang bisa kita tempuh untuk meraih Jannah (Surga). Insya Allah.
Jadi, pandangan itu adalah keyakinan dan pengetahuan bahwa tiada tuhan selain Allah, hanya Allah saja lah yang memutuskan dan menentukan segala sesuatu; Dia saja lah yang bisa memberikan kemenangan atau kekalahan; Dia saja lah yang bisa memberikan keamanan dan kedamaian, dan Dia saja lah yang berhak menentukan garis jalan kehidupan kita. Singkat kata, keyakinan dan pengetahuan ini adalah esensi tauhid.
Pengertian Ideologi
Secara garis besar Ideologi adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Hak-hak ideologi:
Ø  Hak Ideologi Hukum
Ø  Hak Ideologi Politik

2.      Cita-Cita
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.

Contoh Cita - Cita
.     Memiliki hati yang bersih (salimul aqidah). karena ia merupakan modal segala modal sebelum yang lainnya
·         Dapat mampu beribadah dengan baik dan benar (shalihul ibadah) sebagai rasa syukur dan membuka pintu - pintu kebaikan dan kebahagiaan yang lebih besar
·         Memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan menghindarkan diri dari kehinaan.
·         memiliki pekerjaan dan dapat menigkatkan kualitas pekerjaan dan karir *('amal) serta penghasilan.
·         Terjaga kesehatan(Qowiyul Jism) sehingga bisa merasakan kenikmatan hidup. karena kesehatan merupakan harta yang tak ternilai harganya dan mahkota yang luhur derajatnya.
·         Memiliki peningkatan uang dan rasa aman (Qodirun ' ala kasb) dari tekanan hutang dan penguasaan orang lain.
·         Memiliki ketenangan jiwa, keteguhan hati dan kepercayaan diri (mati'nul khuluq) sehingga dapat dengan tulus mempercayai orang lain dan mendapat kepercayaan yang baik.
·         Dibebaskannya hati dari dari segala penyakit hati seperti iri, dengki , sombong , dan prasangka buruk, karena semua penyakit hati akan merusak tubuh, akal dan menghinakan pemiliknya pada kenistaan .
·         Bisa diterima dipergaulan (akseptabilitas) karena diakui memiliki kepribadian yang baik dan dapat bergaul dengan orang lain (ukhuwah).
·         Kebahagiaan dan akal budi (akal sehat). yakni terpeliharanya kehormatan akal, pikiran, berkembangnya wawasan sehingga mampu menempatkan diri dengan pas diranah kehidupan. ini dapat dicapai dengan pengembangan diri (taqwimudz dzaat) dan pendidikan diri (tarbiyah dzatiyah).
·         Memiliki kebebasan dalam menentukan sasaran dan arah hidup, serta keteraturan program diri (munadzomah fi syu'nihi ). Bebas mengaktualisasikan dirinya dan mengekspresikan kepribadiannya dengan baik.
·         Memiliki kedisiplinan diri yang dapat diandalkan untuk meniti kesuksesan yang lebih besar dan dapat menguasai diri (mujahiduna linafsi ) dalam menghadapi masalah .
·         Mendapat limpahan cinta dan penghargan dari orang sekelilingnya . selalu dalam semangat untuk mencintai dan dicintai.
·         Memiliki waktu-waktu untuk berkarya dan menuangkan gagasan menjadi amal unggulan disertai rasa tanggung jawab (mas'uliyah) yang besar.
·         Memiliki jaringan yang luas dalam pergaulan, banyak memiliki kawan dan erat dalam persahabatan .
·         Memiliki kedewasaan dalam menentukan peran dan memiliki kematangan secara alturistik(bermanfaat bagi orang lain,naafi'un

3.      Kebajikan
Kebajikan adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertinkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Baik buruk, kebajikan dan ketidak bajikan menimbulkan daya kreatifitas bagi seniman. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi kebajikan dan ketidak bajikan.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang terselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik, yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.Kebajikan nyata dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri sehingga tingkah laku setiap orang berbeda beda.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal :
1.      Faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sama. Hal ini disebabkan karena sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah sangat banyak, pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga menghasilkan anak yang bermacam-macam juga (prinsip variasi dalam keturunan). Namun mereka yang bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata, yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang saudara sekandung (prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi atau pembuahan itulah terjadi pembentukan temperamen seseorang.
2.      Faktor lingkungan (environment), lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir (masa pembentukan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama). Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga orang tua maupun anak-anak yang lebih tua merupakan panutan seseorang, sehingga bila yang dianut sebagai teladan berbuat yang baik-baik, maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya akan baik juga. Dalam lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu teman-temansekolah kita ikut serta memberikan andilnya.
3.      Faktor pengalaman yang khas yang pernah diperoleh, Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifatnya positif,memberikan pada manusia bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan. Mungkin sekali bahwa berdasarkan hati nurani seseorang mau menolong orang kesusahan, tetapi karena pernah memperoleh pengalaman pahit waktu mau menolong orang dalam kesusahan, tetapi karena niat baiknya itu tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari pengalaman inilah yang merupakan pembentukan budaya dalam diri seseorang.

4.      Usaha/Perjuangan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha / perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha / perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja keras.

5.      Keyakinan atau Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari kata akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat yaitu :
·         Aliran naturalisme.
·         Aliran intelektualisme.
·         Aliran gabungan.
Pengertian Keyakinan dan Kepercayaan
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar -- atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar.
6.      Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik
Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia.
2.      Mengerti
Tahap kedua untuk pandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan itu sendiri. Bila dalam brnegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam pandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara.
3.      Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tau dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
4.      Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita menyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadaNya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam menyakini ini penting juga adanya iman yang teguh. Sebab iman yang teguh ini tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti.
5.      Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan menyakini sesuatuyang telah dibenarkan dan diterima oleh dirinya, lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat. Mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaatitu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu dialam akherat.
Dampak berpandangan hidup islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada orang tua. Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oleh pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai dengan ketaatan dalam mengikutisegala perintahNya. Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua . Karena itu dahulu dari bayi sampai dapat berdiri sendiri toh diasuhnya dan juga kita didik kepada hal yang baik.
6.      Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdi diri pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lainyang mengganggu dan atau menyalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan bahwa dalam berpandangan hidup itu telah mengikuti langkah-langkah sebelumnya yang ditempuhnya itu telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang mengganggunya maka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu berwujud tindakan atau lainnya.
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.

SUMBER :