EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan)
Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional lahir pada awal tahun dua puluhan. Namun dari
segi ejaan, bahasa indonesia sudah lama memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan
sejarah perkembangan ejaan, sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
1.
Ejaan
Van Ophuysen
Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal
tahun dua puluhan. Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi
dasari bahasa Indonesia.
2.
Ejaan
Suwandi
Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang
menggantikan, yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahun 1947 sampai
tahun 1972.
3.
Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan imi mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini
merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di Indonesia.
Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) diterapkan secara resmi mulai tanggal
17 Agustus 1972 dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
: 57/1972 tentang peresmian berlakunya “Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan”. Dengan berlakunya EYD, maka ketertiban dan keseragaman dalam
penulisan bahasa Indonesia diharapkan dapat terwujud dengan baik.
Perubahan
Pemakaian Huruf Dalam Tiga Ejaan Bahasa Indonesia
Ruang Lingkup EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
Ejaan
yang disempurnakan atau yang lebih dekenal dengan singkatan EYD adalah ejaan
yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 Agustus 1972.
Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan
yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. Ruang lingkup
EYD mencakup :
1.
Pemakaian
huruf
Ruang lingkup EYD dalam pemakaian huruf meliputi :
- Huruf abjad
- Huruf vocal
- Huruf konsonan
- Diftong
- Gabungan konsonan
- Pemenggalan kata
2.
Penulisan
huruf
Ruang lingkup EYD dalam penulisan huruf meliputi :
- Huruf capital
- Huruf miring
3.
Penulisan
kata
Ruang lingkup EYD dalam penulisan huruf meliputi :
- Kata dasar
- Kata turunan
- Kata ulang
- Gabungan kata
- Kata ganti
- Kata depan
- Kata sandang
- Partikel
- Singkatan dan akronim
- Angka dan lambang bilangan
4.
Penulisan
unsur serapan
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa
Indonesia dikelompokkan dua bagian, yaitu :
a.
Secara
adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik
tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara
adopsi, yaitu: editor, civitas academica, de facto, bridge.
b.
Secara
adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah
bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh
yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem, atlet,
manajemen, koordinasi, fungsi.
5.
Pemakaian
tanda baca
Ruang lingkup EYD dalam pemakaian tanda baca meliputi :
- Penggunaan huruf besar (kapital)
- Penggunaan tanda koma
- Penggunaan tanda titik
- Penggunaan tanda seru
- Penggunaan tanda hubung
- Penggunaan tanda titik koma
- Penggunaan tanda tanya
- Penggunaan tanda petik
- Penggunaan tanda titik dua
- Penggunaan tanda kurung
- Penggunaan tanda elips
- Penggunaan tanda garis miring
Untuk penjelasan dari ruang lingkup di atas
telah dijelaskan dalam wikibooks Indonesia mengenai Bahasa Indonesia/EYD.
Sumber :
Sumber :
Ø Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1996. Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan .Jakarta: Balai Pustaka.
Ø Alwi Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
0 comments:
Posting Komentar