Sabtu, 16 April 2011

IBD Bab 8

Nama  : Abdul Ghoni Asykur
NPM   : 10110015
Kelas   : 1 KA 26

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

1.      Pengertian Pandangan Hidup Dan Ideologi
Pengertian Pandangan Hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati, Karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,,  petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.       Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya
2.       Pandangan hidup yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
3.       Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya

Namun pandangan hidup bersumber dari :
·         Agama
·         Ideologi
·         Renungan Individu
Pandangan Hidup Muslim
Pandangan hidup Islam diderivasikan dari tiga sumber; al-Qur'an, Sunnah, serta pengetahuan dan keimanan bahwa hidup di dunia ini hanya sebuah etape, yang penuh dengan tantangan dan ujian menuju kehidupan akhirat yang lebih penting.
Pandangan hidup seorang muslim adalah pandangan ukhrawi, pandangan yang didasarkan kepada keputusan Allah, mengikuti jalan yang telah ditetukan oleh Allah. Pandangan ini adalah manifestasi dari al-Qur'an dan sunnah, yang bisa kita tempuh untuk meraih Jannah (Surga). Insya Allah.
Jadi, pandangan itu adalah keyakinan dan pengetahuan bahwa tiada tuhan selain Allah, hanya Allah saja lah yang memutuskan dan menentukan segala sesuatu; Dia saja lah yang bisa memberikan kemenangan atau kekalahan; Dia saja lah yang bisa memberikan keamanan dan kedamaian, dan Dia saja lah yang berhak menentukan garis jalan kehidupan kita. Singkat kata, keyakinan dan pengetahuan ini adalah esensi tauhid.
Pengertian Ideologi
Secara garis besar Ideologi adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Hak-hak ideologi:
Ø  Hak Ideologi Hukum
Ø  Hak Ideologi Politik

2.      Cita-Cita
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.

Contoh Cita - Cita
.     Memiliki hati yang bersih (salimul aqidah). karena ia merupakan modal segala modal sebelum yang lainnya
·         Dapat mampu beribadah dengan baik dan benar (shalihul ibadah) sebagai rasa syukur dan membuka pintu - pintu kebaikan dan kebahagiaan yang lebih besar
·         Memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan menghindarkan diri dari kehinaan.
·         memiliki pekerjaan dan dapat menigkatkan kualitas pekerjaan dan karir *('amal) serta penghasilan.
·         Terjaga kesehatan(Qowiyul Jism) sehingga bisa merasakan kenikmatan hidup. karena kesehatan merupakan harta yang tak ternilai harganya dan mahkota yang luhur derajatnya.
·         Memiliki peningkatan uang dan rasa aman (Qodirun ' ala kasb) dari tekanan hutang dan penguasaan orang lain.
·         Memiliki ketenangan jiwa, keteguhan hati dan kepercayaan diri (mati'nul khuluq) sehingga dapat dengan tulus mempercayai orang lain dan mendapat kepercayaan yang baik.
·         Dibebaskannya hati dari dari segala penyakit hati seperti iri, dengki , sombong , dan prasangka buruk, karena semua penyakit hati akan merusak tubuh, akal dan menghinakan pemiliknya pada kenistaan .
·         Bisa diterima dipergaulan (akseptabilitas) karena diakui memiliki kepribadian yang baik dan dapat bergaul dengan orang lain (ukhuwah).
·         Kebahagiaan dan akal budi (akal sehat). yakni terpeliharanya kehormatan akal, pikiran, berkembangnya wawasan sehingga mampu menempatkan diri dengan pas diranah kehidupan. ini dapat dicapai dengan pengembangan diri (taqwimudz dzaat) dan pendidikan diri (tarbiyah dzatiyah).
·         Memiliki kebebasan dalam menentukan sasaran dan arah hidup, serta keteraturan program diri (munadzomah fi syu'nihi ). Bebas mengaktualisasikan dirinya dan mengekspresikan kepribadiannya dengan baik.
·         Memiliki kedisiplinan diri yang dapat diandalkan untuk meniti kesuksesan yang lebih besar dan dapat menguasai diri (mujahiduna linafsi ) dalam menghadapi masalah .
·         Mendapat limpahan cinta dan penghargan dari orang sekelilingnya . selalu dalam semangat untuk mencintai dan dicintai.
·         Memiliki waktu-waktu untuk berkarya dan menuangkan gagasan menjadi amal unggulan disertai rasa tanggung jawab (mas'uliyah) yang besar.
·         Memiliki jaringan yang luas dalam pergaulan, banyak memiliki kawan dan erat dalam persahabatan .
·         Memiliki kedewasaan dalam menentukan peran dan memiliki kematangan secara alturistik(bermanfaat bagi orang lain,naafi'un

3.      Kebajikan
Kebajikan adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertinkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Baik buruk, kebajikan dan ketidak bajikan menimbulkan daya kreatifitas bagi seniman. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi kebajikan dan ketidak bajikan.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang terselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik, yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.Kebajikan nyata dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri sehingga tingkah laku setiap orang berbeda beda.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal :
1.      Faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sama. Hal ini disebabkan karena sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah sangat banyak, pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga menghasilkan anak yang bermacam-macam juga (prinsip variasi dalam keturunan). Namun mereka yang bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata, yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka yang saudara sekandung (prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi atau pembuahan itulah terjadi pembentukan temperamen seseorang.
2.      Faktor lingkungan (environment), lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir (masa pembentukan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama). Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga orang tua maupun anak-anak yang lebih tua merupakan panutan seseorang, sehingga bila yang dianut sebagai teladan berbuat yang baik-baik, maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya akan baik juga. Dalam lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu teman-temansekolah kita ikut serta memberikan andilnya.
3.      Faktor pengalaman yang khas yang pernah diperoleh, Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifatnya positif,memberikan pada manusia bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan. Mungkin sekali bahwa berdasarkan hati nurani seseorang mau menolong orang kesusahan, tetapi karena pernah memperoleh pengalaman pahit waktu mau menolong orang dalam kesusahan, tetapi karena niat baiknya itu tertahan, sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari pengalaman inilah yang merupakan pembentukan budaya dalam diri seseorang.

4.      Usaha/Perjuangan
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha / perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha / perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus kerja keras.

5.      Keyakinan atau Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari kata akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat yaitu :
·         Aliran naturalisme.
·         Aliran intelektualisme.
·         Aliran gabungan.
Pengertian Keyakinan dan Kepercayaan
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar -- atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar.
6.      Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik
Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia.
2.      Mengerti
Tahap kedua untuk pandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan itu sendiri. Bila dalam brnegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam pandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara.
3.      Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tau dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
4.      Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita menyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kepadaNya dalam segala tingkah laku dan tindak tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya. Dalam menyakini ini penting juga adanya iman yang teguh. Sebab iman yang teguh ini tak akan terpengaruh oleh pengaruh dari dirinya yang menyebabkan dirinya tersugesti.
5.      Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan menyakini sesuatuyang telah dibenarkan dan diterima oleh dirinya, lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat. Mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaatitu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu dialam akherat.
Dampak berpandangan hidup islam yang antara lain yaitu mengabdi kepada orang tua. Dalam mengabdi kepada orang tua bila didasari oleh pandangan hidup Islam maka akan cenderung untuk selalu disertai dengan ketaatan dalam mengikutisegala perintahNya. Setidak-tidaknya kita menyadari bahwa kita sudah selayaknya mengabdi kepada orang tua . Karena itu dahulu dari bayi sampai dapat berdiri sendiri toh diasuhnya dan juga kita didik kepada hal yang baik.
6.      Mengamankan
Mungkin sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdi diri pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lainyang mengganggu dan atau menyalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan bahwa dalam berpandangan hidup itu telah mengikuti langkah-langkah sebelumnya yang ditempuhnya itu telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang mengganggunya maka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu berwujud tindakan atau lainnya.
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini. Langkah yang terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.

SUMBER :

0 comments:

Posting Komentar