Pergi Lebih Tinggi dan Berlari Lebih Dalam
Sejenak ku terbangun dari mimpi panjang
kelamku..kemudian ku terhentak dan berlari dalam ilusi semu ini, sampai aku menyadari bahwa aku hanya memegang angan
kosong dan menginjak tanah bayang-bayang sampai aku berhenti di suatu tempat
dimana ranting pohon tak berbunyi dan air tak mengalir, begitu hening dan
begitu hampa. Sejenak ku berfikir suara apakah yang membangunkanku saat itu,
seperti suara yang kukenal di masa lampau, tapi apa? Dan siapa?.
Kucoba untuk menepis semua bayang dan keraguan
itu,.tapi semua itu adalah hal sia-sia karena kini ku tau suara dan lambaian
tangan itu, lonceng gereja, dan burung camar yang terbang menjadi saksi
pertemuan dua hati yang berbeda arti. Begitu dalam dan sulit dilupakan. sampai
akhirnya aku merasakan hal itu, suaramu, senyumanmu, dan lambai lembut tanganmu
membuat mata ini tak berkedip, membuat hati ini tak bernafas, dan mulut ini tak
berucap. Dan Ku akui hanya dirimulah yang bisa membuat aku terbangun dalam
panjangnya mimpi kelamku.
Aku mengatakan pada bintang-bintang dan berbisik
dalam hati kepada rumput yang tumbuh perlahan, bahwa aku ingin pergi kelangit
biru itu mengambil kanvas dari dalam hati ini dan melukis wajahmu dengan warna
pelangi yang indah. Namun bayangan kelam masa lalu ini muncul kembali seraya
ingin memanggil dan menamparku dengan ketakutan yang mendalam, tapi saat bayang
kelam itu hendak menghampiriku dan ingin menyelimuti jiwa ini, terlintas di
pikiranku semua senyum dan tatapan matamu, dan apakah kau tau? Semua
ketakutanku hilang sirna dan kembali hangat dirimu membawa ku berjalan dan
berdiri tegap menatap masa depan dan melupakan masa lalu.
Kemudian waktu menjawab kerinduanku, aku memanggil
dirimu dengan semua kerinduan dan kaupun menjawabnya. Kemudian kita berjalan
bersama untuk sekedar bercerita apa yang terjadi dimasa kita masih bersekolah
dulu. pada saat hujan kita berteduh dan saling menatap, seketika matamu memerah
terkena angin dan hujan yang mengguyur, ingin sekali aku mengusap air matamu
tapi apalah daya ini, dan aku hanya berbicara dari dalam hati “untuk hari ini
dan hari selanjutnya tidak akan pernah kubiarkan air matamu terjatuh lagi”.
Entah mengapa pertemuan singkat waktu itu terus
mengingatkan aku betapa indahnya dirimu, ingin sekali rasanya aku bertemu
kembali walaupun hanya sekedar melihat kedamaian wajahmu. Hari berganti hari,
jam berganti jam dan begitu juga menit sampai pada hari minggu yang cerah kita
dipertemukan kembali di depan altar gereja yang suci, entah apa yang merasuki
perasaanku pada saat itu sehingga hati ini ingin terus berada didekatmu, saat
lonceng gereja berbunyi satu2nya yang kulakukan adalah melipat tanganku dan
berdoa kepada Tuhan supaya kau selalu diberi kebahagian meskipun aku tidak tau
apakah perasaanmu saat itu sama dengan apa yang kurasakan, kemudian akupun
mengantarkan mu pulang dan lambayan tanganmu pada saat itu membuat aku
terhenyak dan membuatku berfikir apakah artinya ini.
Setelah hari itu aku berdiri diatas tanah yang
takberujung ditemani lembutnya angin yang bertiup diiringi dengan suara rintik
air hujan kemudian seekor kupu-kupu datang menghampiriku hinggap dipundakku
seeakan ingin mengucapkan sesuatu. Ternyata kupu-kupu itu benar ,ia ingin
mengatakan akan hal yang paling kutakutkan yaitu kau menjauh dariku.
Tidak ada kabar, tidak ada lagi cerita yang
kudengar, tidak ada lagi pesan-pesan singkat yang selalu membangunkanku dipagi
hari, semua seakan hilang bersama
kepergian kupu-kupu pada saat itu. Hanya yang kurasakan pada saat itu adalah
kau seolah membawaku keatas gunung yang tinggi yang dipenuhi dengan bunga-bunga
yang indah kemudian kau mendorongku kejurang yang sangat dalam dan mungkin akan
hanya kertak gigi yang mengerikan. Disaat aku terjatuh dan melayang aku hanya
bisa bertanya-tanya. Kenapa kau menusuk hatiku seperti ini dan apa salahku?.
Sampai aku berada di dasar jurang yang gelap dan aku berjalan dengan suara
hentakan kaki tanpa arah aku belum juga mendapatkan jawabannya. Aku hanya bisa
menatapmu dari bawah sini dari jurang yang sangat dalam ini. Dan aku hanya bisa
menatap dari kegelapan dirimu yang Pergi lebih tinggi dan berlari lebih dalam
meninggalkan aku.
Namun aku selalu berjanji pada diriku dan demi cinta
ini, aku akan naik dari jurang ini dan berharap suatu saat nanti ketika semua
akan berakhir aku akan berhenti mengejarmu sekali untuk selamanya, kemudian aku
akan berada disampingmu menggengam kedua tanganmu dan berjalan bersamamu
SELAMANYA.
Author : Laurentius
Kikie Pratama
0 comments:
Posting Komentar