Selasa, 08 Mei 2012

Pergi Lebih Tinggi dan Berlari Lebih Dalam


Pergi Lebih Tinggi dan Berlari Lebih Dalam

Sejenak ku terbangun dari mimpi panjang kelamku..kemudian ku terhentak dan berlari dalam ilusi semu ini, sampai  aku menyadari bahwa aku hanya memegang angan kosong dan menginjak tanah bayang-bayang sampai aku berhenti di suatu tempat dimana ranting pohon tak berbunyi dan air tak mengalir, begitu hening dan begitu hampa. Sejenak ku berfikir suara apakah yang membangunkanku saat itu, seperti suara yang kukenal di masa lampau, tapi apa? Dan siapa?.


Kucoba untuk menepis semua bayang dan keraguan itu,.tapi semua itu adalah hal sia-sia karena kini ku tau suara dan lambaian tangan itu, lonceng gereja, dan burung camar yang terbang menjadi saksi pertemuan dua hati yang berbeda arti. Begitu dalam dan sulit dilupakan. sampai akhirnya aku merasakan hal itu, suaramu, senyumanmu, dan lambai lembut tanganmu membuat mata ini tak berkedip, membuat hati ini tak bernafas, dan mulut ini tak berucap. Dan Ku akui hanya dirimulah yang bisa membuat aku terbangun dalam panjangnya mimpi kelamku.

Aku mengatakan pada bintang-bintang dan berbisik dalam hati kepada rumput yang tumbuh perlahan, bahwa aku ingin pergi kelangit biru itu mengambil kanvas dari dalam hati ini dan melukis wajahmu dengan warna pelangi yang indah. Namun bayangan kelam masa lalu ini muncul kembali seraya ingin memanggil dan menamparku dengan ketakutan yang mendalam, tapi saat bayang kelam itu hendak menghampiriku dan ingin menyelimuti jiwa ini, terlintas di pikiranku semua senyum dan tatapan matamu, dan apakah kau tau? Semua ketakutanku hilang sirna dan kembali hangat dirimu membawa ku berjalan dan berdiri tegap menatap masa depan dan melupakan masa lalu.

Kemudian waktu menjawab kerinduanku, aku memanggil dirimu dengan semua kerinduan dan kaupun menjawabnya. Kemudian kita berjalan bersama untuk sekedar bercerita apa yang terjadi dimasa kita masih bersekolah dulu. pada saat hujan kita berteduh dan saling menatap, seketika matamu memerah terkena angin dan hujan yang mengguyur, ingin sekali aku mengusap air matamu tapi apalah daya ini, dan aku hanya berbicara dari dalam hati “untuk hari ini dan hari selanjutnya tidak akan pernah kubiarkan air matamu terjatuh lagi”.

Entah mengapa pertemuan singkat waktu itu terus mengingatkan aku betapa indahnya dirimu, ingin sekali rasanya aku bertemu kembali walaupun hanya sekedar melihat kedamaian wajahmu. Hari berganti hari, jam berganti jam dan begitu juga menit sampai pada hari minggu yang cerah kita dipertemukan kembali di depan altar gereja yang suci, entah apa yang merasuki perasaanku pada saat itu sehingga hati ini ingin terus berada didekatmu, saat lonceng gereja berbunyi satu2nya yang kulakukan adalah melipat tanganku dan berdoa kepada Tuhan supaya kau selalu diberi kebahagian meskipun aku tidak tau apakah perasaanmu saat itu sama dengan apa yang kurasakan, kemudian akupun mengantarkan mu pulang dan lambayan tanganmu pada saat itu membuat aku terhenyak dan membuatku berfikir apakah artinya ini.

Setelah hari itu aku berdiri diatas tanah yang takberujung ditemani lembutnya angin yang bertiup diiringi dengan suara rintik air hujan kemudian seekor kupu-kupu datang menghampiriku hinggap dipundakku seeakan ingin mengucapkan sesuatu. Ternyata kupu-kupu itu benar ,ia ingin mengatakan akan hal yang paling kutakutkan yaitu kau menjauh dariku.

Tidak ada kabar, tidak ada lagi cerita yang kudengar, tidak ada lagi pesan-pesan singkat yang selalu membangunkanku dipagi hari,  semua seakan hilang bersama kepergian kupu-kupu pada saat itu. Hanya yang kurasakan pada saat itu adalah kau seolah membawaku keatas gunung yang tinggi yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang indah kemudian kau mendorongku kejurang yang sangat dalam dan mungkin akan hanya kertak gigi yang mengerikan. Disaat aku terjatuh dan melayang aku hanya bisa bertanya-tanya. Kenapa kau menusuk hatiku seperti ini dan apa salahku?. Sampai aku berada di dasar jurang yang gelap dan aku berjalan dengan suara hentakan kaki tanpa arah aku belum juga mendapatkan jawabannya. Aku hanya bisa menatapmu dari bawah sini dari jurang yang sangat dalam ini. Dan aku hanya bisa menatap dari kegelapan dirimu yang Pergi lebih tinggi dan berlari lebih dalam meninggalkan aku.

Namun aku selalu berjanji pada diriku dan demi cinta ini, aku akan naik dari jurang ini dan berharap suatu saat nanti ketika semua akan berakhir aku akan berhenti mengejarmu sekali untuk selamanya, kemudian aku akan berada disampingmu menggengam kedua tanganmu dan berjalan bersamamu SELAMANYA.

Author : Laurentius Kikie Pratama



0 comments:

Posting Komentar