Teknik Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan meliputi antara lain hal-hal yang berhubungan dengan pengumpulan fakta. Teknik pengambilan keputusan dalam klasifikasi ada dua yaitu teknik tradisional dan teknik modern. Teknik pengambil keputusan juga sering dibagi dalam teknik pengambilan keputusan matematik atau kuantitatif (Heenan dan Addleman, 1976;Robbins, 1978) dan teknik pengambil keputusan non-matematik atau kualitatif (Moody, 1983). Teknik matematik biasa diberi nama multivariate analysis (analisis variabel ganda atau analisis berdimensi ganda).
Teknik
non-matematik, yang lebih sering digunakan untuk keputusan strategik antara
lain sumbang saran, consensus, Delphi, fish bowling, interaksi didaktik, tawar-
menawar kolektif.
Teknik-teknik
Pengambilan Keputusan. (Siagian, S.P. (25-26;1993).
1.
Brainstorming
Jika sekelompok orang dalam suatu organisasi menghadapi suatu
situasi problematic yang tidak terlalu rumit, dan dapat diidentifikasikan
secara spesifik mereka mengadakan diskusi dimana setiap orang yang terlibat
diharapkan turut serta memberikan pandangannya. Pada akhir diskusi berbagai
pandangan yang dikemukakan dirangkum, sehingga kelompok mencapai suatu
kesepakatan tentang cara-cara yang hendak ditempuh dalam mengatasi situasi
problematic yang dihadapi. Penting diperhatikan dalam teknik ini yaitu :
a.
Gagasan
yang aneh dan tidak masuk akal sekalipun dicatat secara teliti.
b.
Mengemukakan
sebanyak mungkin pendapat dan gagasan karena kuantitas pandanganlah yang lebih
diutamakan meskipun aspek kualitas tidak diabaikan.
c.
Pemimpin
diskusi diharapkan tidak melakukan penilaian atas sesuatu pendapat atau gagasan
yang dilontarkan, dan peserta lain diharapkan tidak menilai pendapat atau
gagasan anggota kelompok lainnya.
d.
Para
peserta diharapkan dapat memberikan sanggahan pendapat atau gagasan yang telah
dikemukakan oleh orang lain.
e.
Semua
pendapat atau gagasan yang dikemukakan kemudian dibahas hingga kelompok tiba
pada suatu sintesis pendapat yang kemudian dituangkan dalam bentuk keputusan.
2.
Synetics
Seorang
diantara anggota kelompok peserta bertindak selaku pimpinan diskusi. Diantara
para peserta ada seorang ahli dalam teori ilmiah pengambilan keputusan. Apakah
ahli itu anggota organisasi atau tidak, tidak dipersoalkan. Pimpinan mengajak
para peserta untuk mempelajari suatu situasi problematik secara menyeluruh.
Kemudian masing-masing anggota kelompok mengetengahkan daya pikir kreatifnya
tentang cara yang dipandang tepat untuk ditempuh. Selanjutnya pimpinan diskusi
memilih hasil-hasil pemikiran tertentu yang dipandang bermanfaat dalam pemecahan
masalah. Dan tenaga ahli menilai melakukan penilaian atas berbagai gagasan
emosional dan tidak rasional yang telah disaring oleh pimpinan diskusi serta
kemudian menggabungkannya dengan salah satu teori ilmiah pengambilan keputusan
dan tindakan pelaksanaan yang diambil.
3.
Consensus thinking
Orang-orang
yang terlibat dalam pemecahan masalah harus sepakat tentang hakikat, batasan
dan dampak suatu situasi problematik yang dihadapi, sepakat pula tentang teknik
dan model yang hendak digunakan untuk mengatasinya. Teknik ini efektif bila
beberapa orang memiliki pengetahuan yang sejenis tentang permasalahan yang
dihadapi dan tentang teknik pemecahan yang seyogyanya digunakan. Orang-orang
diharapkan mengikuti suatu prosedur yang telah ditentukan sebelumnya. Kelompok
biasanya melakukan uji coba terhadap langkah yang hendak ditempuh pada skala
yang lebih kecil dari situasi problematik yang sebenarnya.
SUMBER :
Teknik Pengambilan Keputusan [Diakses 29 April 2012]
0 comments:
Posting Komentar