Teknik-teknik
Pengambilan Keputusan. (Siagian, S.P. (25-26;1993).
4.
Delphi
Umumnya digunakan untuk mengambil keputusan meramal masa depan yang
diperhitungkan akan dihadapi organisasi. Teknik ini sangat sesuai untuk
kelompok pengambil keputusan yang tidak berada di satu tempat.
Pengambil keputusan menysun
serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan suatu situasi peramalan dan
menyampaikannya kepada sekelompok ahli. Para ahli tersebut ditugaskan untuk
meramalkan, apakah suatu peristiwa dapat atau mungkin terjadi atau tidak.
Jawaban dari anggota kelompok tadi dikumpulkan dan masing-masing anggota ahli
mempelajari ramalan yang dibuat oleh masing-masing rekannya yang tidak pernah ditemuinya.
Pada kesempatan berikutnya, rangkaian pertanyaan yang sama dikembalikan kepada
para anggota kelompok dengan melampirkan jawaban yang telah diberikan oleh para
anggota kelompok pada putaran pertama serta hal-hal yang dipandang sudah
merupakan kesepakatan kelompok. Apabila pendapat seseorang ahli berbeda maka
memberikan penjelasannya secara tertulis. Tiap-tiap jawaban diberikan kode
tertentu sehingga tidak diketahui siapa yang memberikan jawaban.
Jawaban tersebut di atas dilakukan
dengan beberapa putaran. Pengedaran daftar pertanyaan dan analisa oleh beberapa
ahli dihentikan apabila telah diperoleh bahan tentang ramalan kemungkinan
terjadi sesuatu peristiwa di masa depan.
5.
Fish bowling
Sekelompok pengambil keputusan duduk pada suatu lingkaran, dan di
tengah lingkaran ditaruh sebuah kursi. Seseorang duduk di kursi tersebut hanya
dialah yang boleh bicara untuk mengemukakan pendapat ide dan gagasan tentang
suatu permasalahan. Para anggota lain mengajukan pertanyaan, pandangan dan
pendapat. Apabila pandangan orang yang duduk di tengah tersebut telah dipahami
oleh semua anggota kelompok dia meninggalkan kursi dan digantikan oleh orang
yang lain untuk kesempatan yang sama. Setelah itu semua pandangan didiskusikan
sampai ditemukan cara yang dipandang paling tepat.
6.
Didactic interaction
Digunakan untuk suatu situasi yang memerlukan jawaban “ya” atau
“tidak”. Dibentuk dua kelompok, dengan satu kelompok mengemukakan pendapat yang
bermuara pada jawaban “ya” dan kelompok lainnya pada jawaban “tidak”. Semua ide
yang dikemukakan baik pro maupun kontra dicatat dengan teliti. Kemudian kedua
kelompok bertemu dan mendiskusikan hasil catatan yang telah dibuat. Pada tahap
berikutnya terjadi pertukaran tempat. Kelompok yang tadinya mengemukakan
pandangan pro beralih memainkan peranan dengan pandangan kontra.
7.
Collective bargaining
Dua pihak yang mempunyai pandangan berbeda bahkan bertolak belakang
atas suatu masalah duduk di satu meja dengan saling menghadap. Masing-masing
pihak datang dengan satu daftar keinginan atau tuntutan dengan didukung oleh
berbagai data, informasi dan alasan-alasan yang diperhitungkan dapat memperkuat
posisinya dalam proses tawar-menawar yang terjadi. Jika pada akhirnya ditemukan
bahwa dukungan data dan informasi serta alasan-alasan yang dikemukakan oleh
kedua belah pihak mempunyai persamaan, maka tidak terlalu sukar untuk mencapai
kesepakatan. Tetapi sebaliknya, pertemuan berakhir tanpa hasil yang kemudian
sering diikuti dengan timbulnya masalah yang lebih besar.
SUMBER :
Teknik Pengambilan Keputusan [Diakses 29 April 2012]
0 comments:
Posting Komentar